KABARCITA - Kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memperketat tarif impor produk China berdampak global, termasuk di Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jemmy Kartiwa, menyatakan bahwa Indonesia bisa terkena dampak negatif akibat tarif tinggi ini. Di sisi lain, Presiden China, Xi Jinping, juga merespons dengan menaikkan tarif impor dari AS menjadi 125%, mulai berlaku pada 12 April 2025.
Jemmy berpendapat seharusnya Indonesia bisa mendapatkan keuntungan, tetapi bisa jadi "jalan tikus" bagi barang-barang China masuk ke pasar AS. Dia mengingatkan bahwa kebijakan Trump seharusnya memberi peluang bagi industri Indonesia. Ia menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menyesuaikan kebijakan perdagangan agar Indonesia tidak menjadi tempat transhipment, di mana barang dari China hanya diubah dokumen asalnya dan dikirim ke AS seolah produk Indonesia.
Praktik ini merusak integritas perdagangan dan dapat memperburuk defisit perdagangan Indonesia dengan AS. Jemmy menekankan bahwa neraca perdagangan harus mencerminkan produk asli Indonesia, bukan barang dari China yang hanya lewat. Kebijakan baru harus dilakukan dengan bijak untuk menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Ia optimis bahwa pemerintah memahami isu ini dan akan berhati-hati dalam pengambilan keputusan perdagangan. Jemmy mengajak pihak industri dan pembuat kebijakan untuk tetap tenang dan waspada tanpa berlebihan dalam khawatir.
Narasumber https://kabarcita.blogspot.com